Daisypath Vacation tickers

Saturday, February 7, 2015

Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu


Let’s talk about love...
“Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai. Dahannya adalah mengetahuinya. Ranting-ranting adalah ketakutan kepadanya. Daun-daun adalah malu kepadanya. Buahnya adalah ketaatan kepadanya. Dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bagian yang kosong, berarti cinta itu kurang. Allah telah mensifati Diri-Nya, bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mereka pun mencintai-Nya.” “Cinta itu membuat engkau buta akan cela yang dicinta. Dan engkau rela pada apapun keadaannya. Cinta itu ketika menghujam membuatmu siap berkorban untuk yang dicinta.”

Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin...
“Cinta tidak tumbuh karena alasan keindahan dan keelokan, sehingga jika tiada keindahan dan keelokan tiada pula cinta. Tetapi cinta adalah kesucian jiwa dan kecocokan tabiatnya.” “Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah.”

Cinta itu fitrah...
“Pada dasarnya manusia ditakdirkan mempunyai pasangan dan jauh sebelum dia menyadarinya bahwa ia telah mempunyai pasangan dalam hidupnya kelak nanti Allah sudah menentukan jodohnya. Cinta antara pria dan wanita merupakan suatu perasaan saling membutuhkan antara lawan jenis yang diciptakan Allah. Banyak orang beranggapan cinta antara lawan jenis itu sesuatu yang indah dan selalu menjadi impian seseorang. Namun tidak sedikit di dalam manusia yang tersakiti hatinya karena cinta, kadang cinta dapat menyakiti hati dan mengecewakan hati karena anggapan mereka tentang cinta kadang tak sesuai kenyataan. Namun dari banyak anggapan dan penilaian serta pandangan-pandangan seseorang terhadap cinta, cinta itu merupakan sebuah anugerah yang diberikan Allah pada ciptaan-Nya.”


Tema yang tak pernah habis untuk digali : Cinta
(Ibnul Qayyim Al Jauziyyah)

Monday, November 3, 2014

Pesan untuk Anak


Setelah dengan susah payah ibu mendidik dan membimbing anaknya, terkadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Tidak sedikit anak-anak yang mendurhakai ibu justru setelah berhasil meraih sukses. Ketika orang tua merasa sudah benar-benar mendidik sang anak, sementara anak masih mendurhakainya dan selalu membuat sengsara dan membawa bencana.

Perhatikanlah hal-hal yang menyangkut ibu. Allah akan menimpakan laknat kepada siapa saja yang mendurhakai ibu, tidak hanya di akhirat, juga sejak dunia. Ia mengandung kita untuk jangka waktu kurang lebih sembilan bulan dalam kandungannya, dan tak ada orang lain yang dapat melakukannya (selain seorang ibu). Ia menunjukkan cintanya kepada kita, tak ada orang lain yang dapat melakukannya. Ia melindungi kita dengan seluruh kemampuannya, memberi makan kita sedangkan ia sendiri lapar, memberi kita minum sedangkan ia sendiri kehausan, memberi kita pakaian. Jika salah satu atau kedua orang tua kita mencapai usia tua, tidak sabar, dan begitu lemah sehingga meresahkan kita, maka janganlah mengatakan hal sekecil apapun yang dapat menyakiti mereka, jangan meninggikan suara kita meskipun mereka memukul kita. Berbicaralah dengan santun kepada mereka dengan hanya menggunakan kata-kata mulia. Jika mereka mencoba memukul kita lagi, katakanlah kepada mereka,"Semoga Allah mengampuni kalian berdua." Ini adalah kata-kata mulia. Rendahkanlah diri kita kepada kedua orang tua, pandanglah mereka dengan penuh kasih sayang, senantiasa menghormati mereka, tidak rela berjalan di depan mereka. Doakanlah mereka agar mereka menerima curahan rahmat Allah karena mereka telah mengasuh kita dari kecil hingga kini, dan ia tidak peduli dengan kondisi pakaiannya sendiri. Ia merasakan udara panas, namun ia melindungi kita dari panas. Ia tetap mengawasi kita di malam hari, dan melindungi kita pada setiap keadaan agar ia mungkin memiliki seorang anak seperti kita. Kita tidak mungkin mampu berterima kasih padanya untuk semua yang telah ia lakukan jika Allah tidak menolong kita. (Husyan Ansarian, 2002)

Saturday, November 1, 2014

Merekatkan Gading yang Retak


Tak ada gading yang tak retak. Selama kita masih seorang manusia, kesalahan, kelalaian, kekhilafan, selalu saja menyertai. Akan tetapi, keretakan pada gading, sangat biasa untuk kita rekatkan, sehingga gading kita, setahap demi setahap, akan menjadi gading yang sempurna.

Manusia yang baik adalah yang mampu memberikan kritik kepada diri sendiri (bahkan) sebelum orang lain menyadari bahwa kita ternyata melakukan kesalahan. Bukan justru senantiasa melegitimasi diri sendiri, menjustifikasi apa yang kita lakukan (meskipun salah) sebagai sebuah kebenaran jika kita memang bersalah dan menyadarinya, maka hal tersebut telah sukses menempatkan diri kita sebagai pembohong. Sementara jika ternyata kita tak menyadarinya, maka kita telah terjebak pada kebutaan mata hati.

Ada kalanya kita harus merenung, menyendiri, dan dalam kesendirian itu, kita memasang slide dan proyektor batin kita. Kita tayangkan film yang telah tersimpan di dalam memori kita, kita tonton film kita, dan kita posisikan diri kita sebagai peran utamanya. Segala aktivitas kita pun akan masuk dalam proses analisis kita. Berbesar hatilah untuk mau mengakui kelemahan-kelemahan yang kita miliki, dan merendahlah jika ternyata kita memang telah mampu menggoreskan sebuah prestasi. Karena semua itu tak akan lepas dari ijin Allah, kemudian juga peran orang-orang yang ada di sekitar kita.

Friday, April 13, 2012

Jenjang Kebutuhan Manusia


Jika kesuksesan diibaratkan sebuah menara, kita tidak akan mungkin mencapai puncak tanpa menapaki satu demi satu tangganya. Ketika kita mendaki tangga pertama, itulah keberhasilan pertama. Tangga kedua, keberhasilan kedua. Tangga ke sepuluh tak akan mungkin terlewati tanpa tangga ke tiga, empat, lima dan seterusnya. Jika telah merasa puas sementara kita baru saja melewati tangga pertama, kita tak akan memiliki etos untuk naik ke tangga selanjutnya jadi "bye success".
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki 7 jenjang kebutuhan :

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang paling mendasar yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup, misal udara, air, makanan, dan istirahat.

2. Kebutuhan Keamanan
Berupa jaminan kesejahteraan, kepastian hukum, ketertiban masyarakat, bebas dari gangguan orang lain dan sebagainya, yang membuat seseorang merasa aman.

3. Kebutuhan Berkelompok dan Berkasih Sayang
Kebutuhan ini muncul setelah rasa aman dimiliki oleh seseorang, misal  kebutuhan untuk bersahabat, membangun keluarga yang harmonis, mendapatkan teman-teman kerja yang kompak, serta kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang.

4. Kebutuhan Terhadap Penghargaan
Ini meliputi penghargaan dari orang lain maupun penghargaan dari diri sendiri (harga diri). Wujud dari kebutuhan ini misal adanya popularitas, martabat tinggi, simbol-simbol prestige dan sebagainya.

5. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Bagi orang yang telah mencapai tingkat kebutuhan ini, informasi alias pengetahuan merupakan nutrisi otak yang harus dipenuhi meskipun untuk itu ia harus bermahal-mahal.

6. Kebutuhan Estetis
Kebutuhan akan keindahan atau cita rasa seni. Misal kebutuhan untuk mendekor rumahnya dengan cita rasa tinggi, mengoleksi lukisan-lukisan dan sebagainya.

7. Kebutuhan Diakui Ekstensi Dirinya
Ini adalah kebutuhan tertinggi, yang akan terpenuhi jika kita bisa menjadi apa saja sesuai dengan semua bakat, kualitas, dan kecakapan yang kita miliki. Di tingkat teratas ini, orang perlu mengembangkan diri sehingga berhasil mencapai puncak prestasi.

Thursday, April 12, 2012

Sahabat Sejati


Dia yang bisa menjadi teman dikala suka dan duka
Dia yang ada kasih sayang tulus tanpa pamrih diantaranya
Dia yang tak ada kepura-puraan
Dia yang meluangkan waktu untuk perhatian
Dia yang tak lelah mengingatkan dan menasihati bahwa itu tak baik
Dia yang mau meminta maaf dan memaafkan saat ada perselisihan
Dia yang saling mempercayai dan tak saling menjatuhkan
Dia yang setia memberi semangat saat kita terjatuh

Tuesday, February 28, 2012

Saat Hati Menjerit Bukan lagi Berkata


Hati...
satu kata penuh peran
perasaan pun yang mengerti hanya hati
tentang perasaan meski luka hadir dan itu tak berarti untuk tulusnya perasaan,
setulus putih melekat pada salju
saat gelisah, hanya sabar yang harus menjadi obat
saat sedih, hanya sabar yang harus menjadi obat
saat marah, hanya sabar yang harus menjadi obat
saat rindu, hanya sabar yang harus menjadi obat
saat cinta pun, hanya sabar yang harus menjadi obat
Lalu apa obat untuk sabar itu sendiri ?
"kuat bertahan demi... ( Innama Amruhu Idza Arada Sya'ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun )"
mereka tak mengenal lelah untuk berjuang dan berdoa meski melawan arus
dan itu semua tetap terasa indah

Sunday, February 26, 2012

Mendengar Bisikan Hati


Kegelisahan yang kita alami, sebenarnya bisa diatasi dengan mendengarkan kata hati. Namun, sayangnya seringkali kita sendiri tidak tahu suara hati kita itu. Inilah yang menyebabkan kita senantiasa gelisah. Karena suara hati kita tertutupi kotoran dari berbagai dosa. Misalnya sombong, dengki, dendam, curiga, menganggap remeh orang lain, merasa lebih hebat, dan sejenisnya. "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami"

Sesungguhnya segala sesuatu ada pembersihnya, ada pengilatnya, ada sikatnya. Pembersih hati yang kotor, sikat hati yang bernoda, pengilat hati yang berdosa : dzikrullah. Maka setiap lafad dzikir membersihkan kotoran, dosa, noda yang kita perbuat. Begitu kotoran diangkat, tampaklah adanya cahaya di dalam.

Setiap saat kita harus menjaga hati dan selalu membersihkannya. Dengan demikian, hati akan selalu jernih dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal berbau kotor. Menjaga kesucian hati agar selalu disinari dan tentunya kita meyakinkan diri untuk tenang ketika menghadapi segala sesuatu yang meresahkan. "Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya"